Showing posts with label Kesenian. Show all posts
Showing posts with label Kesenian. Show all posts

Joget Lambak

Joget Lambak atau Joget Dangkung merupakan tari tradisional yang berasal dari Kepulauan Riau. Nama tarian ini diambil dari bebunyian yang keluar dari waditra pengiringnya berupa rebana, kompang, serunai, biola, dan gambus. Tari yang telah ada sejak abad ke-17 ini biasanya dipergelarkan pada malam hari dalam acara-acara seputar lingkaran hidup (perkawinan), dan perayaan hari besar.

Jogek Lambak umumnya dibawakan oleh penari wanita sebagai wujud ungkapan kegembiraan dalam gerakan lincah pada bagian kaki, musik cepat, dan syair bermakna suka cita. Pola pertunjukannya selalu diawali dengan musik pembuka lalu dilanjutkan dengan lagu pembuka yang disebut pembuka tanah, dan dilanjutkan dengan irama serta tarian bertabik. Adapun tata busana yang dikenakan antara lain: kain samping, anting-anting, kalung, hiasan kepala, kain songket, dan baju kurung labuh. Sementara bila ada penari pria, akan mengenakan kain songket, plekat, dan kopiah.

Tari Maengket

Maengket adalah salah satu tarian tradisional yang ada di Minahasa, Sulawesi Utara. Kata maengket sendiri merupakan bentuk tradisi gotong royong tatkala bercocok tanam. Jadi, tarian ini berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa selepas panen raya. Namun, seiring waktu, maengket tidak hanya ditarikan usai panen, melainkan juga pada acara seputar lingkaran hidup (perkawinan) hingga ke festival-festival seni tari. Ia juga diberi makna baru, yaitu sebuah seni menari sambil bernyanyi dalam ungkapan sastra daerah.

Pertunjukan maengket dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: maowey kamberu, rumambak, dan lalayaan. Maowey kamberu dipentaskan di lapangan pada saat panen raya dengan cara membentuk setengah lingkaran diiringi waditra tambur, tetengkoren dan bonang. Rumambak dipentaskan saat akan menghuni rumah baru. Sedangkan lalayaan hanya bersifat hiburan yang menceritakan seorang laki-laki sedang merayu perempuan dengan meletakkan sapu tangan atau lensi di atas bahunya. Selanjutnya mereka akan bergandengan tangan sambil mengerling.

Baik maengket maowey kambeu, rumambak, maupun lalayaan, para penarinya mengenakan kostum berupa busana tradisional Minahasa yang berwarna cerah (kuning, merah muda, putih, hijau, atau biru) yang terdiri atas: kebaya, sarung tenun, konde pungkan, bunga, kalung, dan anting-anting (untuk penari perempuan), baniang, topi, dan ikat pinggang (untuk penari pria).

Tari Manduda

Di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, ada sebuah tarian khas di kalangan petani yang dinamakan sebagai Manduda. Sesuai dengan “settingan”nya sebagai milik petani, maka tarian yang bermakna menumbuk padi ini menggambarkan kehidupan para perempuan yang sedang bekerja di sawah (dari mulai menanam hingga menuai padi) dalam suasana ruang gembira.

Tari Manduda belumlah menjadi sebuah folklor yang sudah tidak diketahui lagi siapa penciptanya. Dia masih berumur kurang dari satu abad yang diciptakan oleh seorang seniman Batak bernama Taralamsyah Saragih sekitar tahun 1957. Tari ini diilhami oleh ilah, sebuah lagu rakyat yang dinyanyikan sekelompok orang dengan iringan nana dari tepukan tangan.

Pertunjukan tari Manduda umumnya dilakukan oleh kaum perempuan. Mereka akan menarikan gerakan-gerakan yang menyerupai orang bekerja di sawah, seperti mengirik, memotong, dan menampis padi. Adapun gerakannya, antara lain adalah: mangunje mangodak (tangan mengilang di depan dada sambil membolak balik telapaknya); ser-ser (gerakan membuka-tutup telapak kaki guna mengubah posisi); gerak menampih padi; gerak membuka roha; gerak naheki kaki; dan lain sebagainya.

Archive