Home »
Culture And Society
» Asta Jokotole
Asta Jokotole
Jokotole adalah satu satu adipati Sumenep. Nama lain dari tokoh ini adalah Secodiningrat III. Konon, pada waktu sakit parah ia dibawa pulang dari Keraton Lapataman ke rumah puteranya yang berada di Desa Parsanga, Kecamatan Kota Sumenep. Sebelum wafat ia berwasiat bahwa jika katel (keranda jenazah) yang terbuat dari batang bambu patah (di mana saja), maka disitulah kuburnya. Ketika ia wafat dan jenazahnya hendak dimakamkan, katel-bambunya patah di Kecamatan Manding. Oleh karena itu, susuai dengan wasiatnya, ia mesti dikuburkan di situ. Namun, di daerah tersebut sulit untuk mendapatkan air. Padahal, jenazah sebelum dikubur mestikan disucikan (dimandikan). Untuk mengatasi hal itu, maka Raden Arya Begonondo (putera Jokotole) menancapkan tongkat milik ibunya (Dewi Ratnadi) ke dalam tanah, sebagaimana yang pernah dilakukan di Desa Socah (Kabupaten Bangkalan). Dan, yang terjadi adalah air keluar dari tanah tersebut, sehingga jenazah ayahnya dapat disucikan dan dikuburkan di desa itu. Oleh karena itu, tempat tersebut dinamakan “Saasa” yang artinya “tempat mensucikan”.