Di Yogyakarta, ada sekelompok mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta menemukan formula baru obat jerawat dari bahan belimbing wuluh yang dinamakan Geverlim. Mereka adalah Saila Rizqi, Sisca Kumaladewi, Ayu Kurnia Utami, Dwi Anggi Marini, dan Aulia Erta Nafisah.
Pemilihan belimbing wuluh sebagai bahan dasar karena mengandung senyawa flavonoid, tannin, saponin, dan triterpenoid. Senyawa-senyawa ini mampu membentuk kompleks dengan protein bakteri melalui ikatan hidrogen yang akan menyebabkan struktur dinding sel dan membran sitoplasma bakteri menjadi tidak stabil dan kehilangan aktivitas biologinya. Hasilnya, fungsi permeabilitas sel bakteri akan mengalami lisis yang berakibat pada kematian sel bakteri.
Belimbing wuluh sendiri adalah tanaman yang dapat menghasilkan antara 100 hingga 300 buah. Ketika masak ia harus segera dipanen karena akan gugur dan membusuk. Ketika akan dibuat ramuan obat jerawat, belimbing wuluh akan dicampur dengan ethanol 70 persen, karbopol 940, propilenglikol, trietanolamin, metil paraben, rosewater, dan akuades.
Adapun proses pembuatannya terdiri atas dua tahap, yaitu membuat ekstrak belimbing wuluh dan ekstrak ethanol belimbing wuluh berbasis karbopol. Pada pembuatan ekstrak belimbing wuluh diawali dengan membersihkan, memotong, lalu menjemurnya selama satu sampai dua hari. Setelah kering kemudian direndam dengan pelarut organik lalu disaring dan difiltrasi. Tahap selanjutnya adalah memanaskan filtrat pada suhu 65 derajat celsius hingga mengental lalu dicampu dengan akuades agar menjadi ekstrak belimbing wuluh.
Sedangkan untuk membuat gel ekstrak ethanol dilakukan dengan cara melarutkan karbopol dan trietanolamin pada akuades. Kedua larutan itu dicampur lagi dengan metil paraben dan ethanol yang telah diencerkan dengan akuades. Campuran dari ekstrak belimbing wuluh dan gel ekstrak tehanol inilah yang diramu menjadi obat jerawat.