Korea Selatan merupakan negara ketiga terbesar setelah kasus kematian di Iran dan Italia sejak kemunculan awal virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 I Wuhan, China. Oleh karena itu, setelah korban yang tertular mencapai 3.736 orang dan meninggal 20 orang, pemerintahan Presiden Moon Jae-in mulai “habis-habisan” menangkal virus corona atau covid-19.
Sebagaimana diberitakan, kasus covid-19 mulai muncul pertama kali di Korea Selatan ketika ada seorang perempuan berusia 61 tahun yang merupakan anggota sekte Shincheonji terserang demam (gejala corona) pada 10 Februari. Tetapi dia tetap ikut kegiatan kelompok tersebut sejumlah empat kali sehingga anggota lain tertular. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kora (KCDC) menyatakan bahwa semenjak kejadian tersebut sekitar 60 persen kasus berasal dari entitas sekte yang dianggap sesat itu.
Kompas.com melansir, salah seorang anggota sekte ternyata juga menularkan covid-19 pada bayinya sendiri yang baru berusia 45 hari. Sang bayi positif menderita covid-19 tepat tiga hari setelah ayahnya juga terinfeksi. Bersama sang ibu, dia selanjutnya dikarantina secara mandiri di dalam rumah di daerah Gyengosan. Sebagai catatan, dari total 210.000 pengikut Sekte Shincheonji, sekitar 2 persen atau 4.200 orang yang terpapar virus.