Upacara Wuku Tahun dilaksanakan di Kampung Adat Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, tiap tanggal 1-14 Muharam. Upacara yang telah dilaksanakan tiap tahun sejak empat abad lalu ini bermakna menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru mulai tanggal Muharam. Adapun tujuannya adalah agar mendapat perlindungan dan keselamatan Tuhan, penolak bala, sekaligus sebagai pelestari tradisi gotong-royong.
Upacara Wuku Tahun diadakan di dalam rumah adat Cikondang selama sekitar 30 menit. Prosesi intinya berupa pembacaan ayat-ayat suci Al Quran dan pemanjatan doa. Kemudian, dilanjutkan makan bersama dengan hidangan pembuka berupa penganan tradisional Kampung Cikondang, antara lain: rujak si madu (minuman berbahan baku gula merah, pisang emas, nanas, parutan kelapa), cau, opak bodas, opak berem, borindong, ampeang, buntir, wajit, angleng, kukuntir, dodol, peyeum, dan lain sebagainya.
Selesai menyantap penganan, dilanjutkan dengan makan berat berupa tiga jenis tumpeng yaitu tumpeng ketan dan ayam putih yang bermakna harus membersihkan hari; tumpeng beras putih dan ayam hitam mengandung makna mandiri dalam melakukan sebuah pekerjaan; serta tumpeng beras merah dan ayam hawuk (ayam berbulu abu-abu) yang melambangkan manusia tidak boleh serakah dalam urusan duniawi.
Sebagai catatan, setiap tumpeng hanya boleh dibuat oleh satu orang saja dan sebelum proses pembuatan orang tersebut haruslah berpuasa terlebih dahulu. Selain itu, untuk tatacara menyantap tumpeng pun harus dilakukan dengan adab tertentu, yaitu ketika disuguhkan dua buah piring terbuat dari seng berisi sayur ayam dan tumpeng tiga rasa, kedua hidangan itu tidak boleh dicampur. Cara menyantapnya adalah dengan menyendokkan nasi ke sayur.
Home »
Culture And Society
» Upacara Wuku Taun di Kampung Adat Cikondang