Bibika

Bibika adalah sejenis kue tradisional bertekstur lembut, legit, dan manis. Kue yang sekali makan dapat mengenyangkan ini diproduksi oleh warga masyarakat yang berada di Kampung Cibiru, Desa Cihanyir, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. Oleh karena telah ada sejak sekitar tahun 1965, kue bibika dijadikan sebagai ikon Kampung Cibiru yang sekaligus ditetapkan Pemerintah Kabupaten Bandung sebagai kampung destinasi wisata kuliner.

Kue bibika berbahan dasar tepung beras yang dicampur dengan gula merah serta santan kelapa. Adapun cara pengolahannya adalah dengan dibakar selama beberapa waktu hingga bagian luarnya kecoklatan. Kue ini dahulu hanya dibuat menjelang hari raya saja. Namun, karena banyak permintaan, bibika sekarang telah diproduksi setiap hari oleh 15 orang warga Kampung Cibiru dalam bentuk kemasan cantik.

Opak Cikondang

Opak adalah istilah orang Sunda bagi kudapan kering renyah menyerupai kerupuk namun berbahan dasar tepung beras ketan atau singkong/sampeu. Opak singkong terbuat dari bahan dasar berupa singkong yang diberi bumbu garam, MSG, dan cabe merah. Sementara opak ketan dibuat dari bahan dasar beras ketan yang diolah sedemikian rupa dengan dua jenis rasa, yaitu asin dan manis (opak bereum).

Khusus untuk daerah Cikondang pembuatan opak dibuat dengan ukuran relatif besar (lebih besar dari sebuah piring makan). Cara membuatnya pun tidak dilakukan secara sembarangan karena opak hanya disajikan pada saat ada upacara adat wuku taun ataup mapag taun. Ada aturan tertentu bagi kaum perempuan sebelum proses pembuatan opak, yaitu harus bersih hati maupun fisik dengan cara berwudlu. Selain itu, selama bekerja mereka tidak diperkenankan mengucapkan kata-kata kotor atau menggunjingkan orang lain.

Opak buatan Kampung Cikondang terbuat dari bahan dasar berupa tepung beras ketan. Setelah dibumbui tepung tersebut dikeueum atau rendam semalam agar rasanya menyatu. Selanjutnya, adonan hasil keeueman dikukus lalu ditumbuk hingga kenyal. Bila telah lunak dan kenyal adonan diiris atau dicetak bulat tipis lalu dikeringkan. Dan setelah kering barulah dipanggang hingga renyah lalu di sajikan.

Sebegai catatan, apabila disajikan sebagai hidangan dalam upacara Wuku Taun, opak tidak boleh langsung dicicipi. Opak yang dicicipi sebelum diperkenankan oleh penyelenggara upacara adalah pantang karena dianggap sama dengan memberi makanan basi.

Foto: http://cemilan-rakyat.blogspot.com/2016/05/resep-membuat-opak-ketan-khas-sunda.html

Valentino Rossi Dinyatakan Positif Covid-19


Pebalap kawakan yang sampai saat ini masih aktif di ajang balap motor Valentino Rossi terpaksa harus absen di MotoGP Aragon 2020 setelah dinyatakan positif Covid-19. Hal ini terjadi setelah Rossi mengalami demam ringan pada Kamis (15/10/20) dan setelah menjalani dua kali ternyata dirinya dinyatakan positif virus Corona.

Pihak Yamaha Motor Racing tempat Rossi bernaung dalam situs resminya membeberkan bagaimana pebalap berjuluk The Doctor ini terpapar Covid-19 setelah meninggalkan sirkuit Le Mans yang berlangsung akhir pekan lalu. Menurut keterangan mereka, setelah meninggalkan Le Mans Rossi langsung menuju rumahnya di Tavullia, Italia pada Minggu 11 Oktober. Berselang dua hari Rossi menjalani tes PCR (Polymerase Chain Reaction) dengan hasil negatif.

Hari Rabu (14/10/20) Rossi melakukan aktivitas seperti biasanya yaitu berlatih di rumah tanpa merasakan gejala apapun. Baru pada hari berikutnya (Kamis), ketiba bangun dia merasa demam dan memanggil dokter untuk memeriksanya. Oleh dokter, Rossi di tes PCR lagi sejumlah dua kali. Tes pertama memunculkan hasil negatif, sedangkan tes kedua hasilnya positif. Saat ini, kondisi Rossi dimonitor secara intensf oleh tim medis Tavullia.

Foto: https://sports.okezone.com/read/2020/10/16/38/2294700/kesialan-valentino-rossi-di-motogp-2020-dibuang-yamaha-hampir-mati-kini-covid-19

Seni Reog

Reog adalah sebuah kesenian yang merupakan perkembangan dari kesenian Ogel. Jadi, dalam pementasannya sebagian besar relatif sama dengan ogel, yaitu lawakan yang diselingi oleh nyanyian serta gerakan-gerakan lucu dari pemainnya. Perbedaannya hanya dalam beberapa hal seperti: (1) dipentaskan sore hari; dan (2) tidak menggunakan motif pukulan ngaleunggeuh (isyarat awal pertunjukan), ngarajah (pengantar permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa), kempringan (pengiring lagu), dengdengtung (pengiring gerak langkah kaki), tabeuh jalan (pengiring pemain saat berkeliling), tabeuh saliwat (pengiring atraksi humor), ngabendrong (iringan penutup pertunjukan)..

Motif pukulan tadi dihasilkan oleh waditra yang dahulu terdiri atas: kendang (membranophone terbuat dari kayu dan kulit), goong buyung, saron barung, rebeb, kulanter, serta angklung. Namun, seiring perkembangan waktu, ada penambahan waditra lain berupa dogdog (membranophone berwangkis satu muka terbuat dari kayu nangka dan kulit kerbau/biri-biri/kambing berfungsi pengatur irama lagu), goong besar dan kecil, tarompet (aerophone dari kayu yang memiliki tujuh lubang nada), dan kecrek.

Oleh karena banyak melibatkan pemain dan nayaga pemegang waditra, sebuah grup reog umumnya berjumlah empat belas orang. Mereka bermain dalam dua babak. Babak pertama berdurasi sekitar 2,5 jam dengan komposisi empat orang pemain, lima orang nayaga, dan seorang cadangan. Sementara babak kedua diisi oleh empat orang sisanya. Sebagai catatan, hingga sekarang para pemain dan nayaga reog harus mematuhi sebuah pantangan untuk tidak “main” perempuan agar karier mereka tidak hancur.

Selain pantangan, ada pula sebuah aturan yang harus dilaksanakan sebelum memulai pertunjukan, yaitu ngukus atau membakar kemenyan dengan perlengkapan berupa sesajen untuk leluhur yang terdiri atas: kopi pahit, rujak, bebungaan, dan cerutu. Adapun tujuannya adalah agar selama pertunjukan berlangsung tidak mendapat gangguan, terutama dari makhluk gaib.

Seni Ogel

Ogel adalah sebuah kesenian yang sekarang telah berkembang menjadi sebuah kesenian yang disebut sebagai reog. Ogel sendiri berasal dari kata ugal-igel atau gual-geol, yaitu gerakan badan yang meliuk-liuk lucu dengan tujuan agar dapat membuat penonton menjadi tertawa. Ogel telah ada di daerah Majalaya sejak tahun 1913 dengan Abah Wantadirja sebagai pendiri sekaligus dalang pertamanya lalu dilanjutkan oleh Abah Edi alias Bang Dapros, dan Aang Wiganda.

Pada masa awal berdirinya, ogel digunakan sebagai sarana dalam menyebarkan ajaran Islam. Saat perang kemerdekaan ogel berubah fungsi menjadi alat propaganda dalam memperkuat rasa nasionalisme untuk melawan penjajah. Periode ini ditunjukkan dengan penggunaan kostum yang didominasi oleh warna merah dan putih. Dan, setelah kemerdekaan ogel berfungsi hanya sebagai hiburan dalam acara-acara seputar daur hidup seseorang (pernikahan, khitanan) serta perayaan hari kemerdekaan.

Sebagai media hiburan kesenian ogel disajikan dalam struktur yang sama seperti pembukaan (bubuka), penyajian lagu diselingi lawak, dan penutup. Khusus untuk penyajian lawak atau humor ditempatkan pada saat para penonton telah mengantuk. Adapun waditra yang digunakan bernada salendro, degung, atau nyorog, di antaranya adalah: kendang, goong, angklung ubrug, kecrek, tarompet, dogdog besar (jongjrong), dogdog sedang (panempas), dogdog kecil (tilingtit), dan dogdog super besar yang disebut bangbrang.

Upacara Wuku Taun di Kampung Adat Cikondang

Upacara Wuku Tahun dilaksanakan di Kampung Adat Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan, tiap tanggal 1-14 Muharam. Upacara yang telah dilaksanakan tiap tahun sejak empat abad lalu ini bermakna menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru mulai tanggal Muharam. Adapun tujuannya adalah agar mendapat perlindungan dan keselamatan Tuhan, penolak bala, sekaligus sebagai pelestari tradisi gotong-royong.

Upacara Wuku Tahun diadakan di dalam rumah adat Cikondang selama sekitar 30 menit. Prosesi intinya berupa pembacaan ayat-ayat suci Al Quran dan pemanjatan doa. Kemudian, dilanjutkan makan bersama dengan hidangan pembuka berupa penganan tradisional Kampung Cikondang, antara lain: rujak si madu (minuman berbahan baku gula merah, pisang emas, nanas, parutan kelapa), cau, opak bodas, opak berem, borindong, ampeang, buntir, wajit, angleng, kukuntir, dodol, peyeum, dan lain sebagainya.

Selesai menyantap penganan, dilanjutkan dengan makan berat berupa tiga jenis tumpeng yaitu tumpeng ketan dan ayam putih yang bermakna harus membersihkan hari; tumpeng beras putih dan ayam hitam mengandung makna mandiri dalam melakukan sebuah pekerjaan; serta tumpeng beras merah dan ayam hawuk (ayam berbulu abu-abu) yang melambangkan manusia tidak boleh serakah dalam urusan duniawi.

Sebagai catatan, setiap tumpeng hanya boleh dibuat oleh satu orang saja dan sebelum proses pembuatan orang tersebut haruslah berpuasa terlebih dahulu. Selain itu, untuk tatacara menyantap tumpeng pun harus dilakukan dengan adab tertentu, yaitu ketika disuguhkan dua buah piring terbuat dari seng berisi sayur ayam dan tumpeng tiga rasa, kedua hidangan itu tidak boleh dicampur. Cara menyantapnya adalah dengan menyendokkan nasi ke sayur.

Usia 45 Tahun di India Bisa Divaksin Virus Corona

Terhitung mulai 1 April 2021 penduduk India yang berusia 45 tahun ke atas sudah bisa mendapat vaksinasi virus Corona. Menteri Unifikasi India Prakash Javadekar meminta agar warga usia dimaksud segera mendaftar guna mendapatkan vaksinasi.

Sebelumnya, India hanya memprioritaskan warganya yang berusia 60 tahun ke atas. Dan, hanya yang mempunyai penyakit serius saja bagi warga berusia 45 tahun ke atas yang diperbolehkan mendapatkan vaksin.

Namun, akibat naiknya kasus positif Covid-19 di beberapa negara bagian, Perdana Menteri Narendra Modi memutuskan jangkauan masyarakat yang mendapat suntikan vaksin antivirus Corona diperluas menjadi orang yang berusia 45 tahun ke atas. Keputusan ini diambil berdasarkan masukan dari sejumlah ahli dan gugus tugas penanganan virus Corona.

Archive